Wahai wanita...
kami bukanlah batu karang yang tak tergerus air... kami bukanlah baja yang takkan patah... kami bukanlah matahari yang takkan pernah padam..
Wahai wanita...
ada saatnya kami ingin bersandar dibahumu dan dalam pelukmu.. bukan utk bermanja2 atau bercengeng ria... sekedar mendapatkan tempat nyaman, walau sejenak... Tidaklah mungkin kami bersandar dibanyak bahu.. hanya dibahumu seorang... biarkan sejenak kukembali ke masa kecilku... masa dimana kami tak perlu bertegang rasa.. tak perlu bertegap dada.. tak perlu berkeras muka....
Wahai wanita...
jika kami tak pernah menangis, itu bukan berarti kami tak berperasaan. . namun memang kami mempunyai cara sendiri untuk menangis.. Jika kami terperangah dan bingung melihatmu menangis, bukan karena kami menganggapmu tontonan.. bukan juga suatu kebanggaan membuatmu menangis karena diriku.. Semata2 hanya karena kami tak tahu dan tak mengerti, harus bagaimana kami saat itu.... Kusentuh, kau tepis.. Kupeluk, kau dorong..
Wahai wanita...
kami kadang sensitif bukan karena kami banci... karena sebenarnya hati kami jauh lebih rapuh dari kalian para wanita... kebetulan saja cangkang kami lebih keras sehingga lebih terlindungi dari benturan.. namun didalam sini, kami bagaikan agar-agar dibandingkan kalian yang keras bagaikan karang didalam, walau selembut sutra diluarnya...
Wahai wanita...
ku tertawa bukan karena merendahkanmu. .. ku tersipu bukan karena kcantikanmu. . ku terdiam bukan karena kata2mu... Kutertawa karena kata2 lucumu menyegarkan hatiku.. ku tersipu karena hatiku mulai terpaut oleh pesonamu... ku terdiam karena kusadari kumulai jatuh cinta pada dirimu...
Wahai wanita...
jika kami tak memiliki rencana kedepan sejauh cara kalian memandang, bukan karena kami cuek dan tak peduli.. tapi karena kami terbiasa memandang hidup dengan cara praktis dan dinamis.. Oleh maka itu kami butuh kalian, hai wanita.. untuk merencanakan masa depan kita berdua... Untuk mendampingi kami para lelaki yang kadang terlalu pendek dalam mengambil langkah... ajari kami memandang jauh, jangan tinggalkan kami... karena kami sadari, kalian jauh lebih dewasa dari kami dalam hal ini... .
Wahai Wanita...
Janganlah merasa tersaingi oleh hobby2 kami para lelaki.. Janganlah merasa tersaingi oleh motor kami.. karena dirimu jauh lebih berharga daripada motor kami... Namun.. ijinkanlah kami memiliki hobby... biarlah kurawat motorku dengan penuh sayang... Daripada kami merawat wanita lain selain dirimu...
Wahai wanita...
Kala kami tak menghubungimu disaat kau marah... Kala kami tak bertanya keadaan dirimu... Saat kita saling berpunggung dinding.. Bukan karena kami tak perhatian.. Bukan karena kami tak sayang... Bukan juga karena kami tak peduli.. Bukan pula karena kami gengsi... Karna sesungguhnya betapa jari kami gemetaran tak tahan ingin menghubungimu. .. Betapa tubuh kami bergetar setiap malam tiba dan bayangkan dirimu tak bersama disini... Betapa mengiris hati kala membaca pesan2 lama kalian di HP kami... dan betapa sakitnya... ketika melihat gambaranmu.. dan sadari... kini kau bukan milikku...
Wahai wanita...
kami hanya ingin kalian sadari... kami keras bukan karena jumawa.. kami tegas bukan karena ingin memimpinmu.. . kami hanya ingin kalian sadari.. Kami ada bukan untuk kalian miliki dan kuasai.. Kami ada bukan untuk kalian semena2kan setelah kalian miliki.. Kami ada bukan untuk tidak diperdulikan dan terkapar kesepian... kami ada bukan untuk sekedar simbol dan status bagi diri kalian.. Kami ada sesungguhnya untuk kalian sayangi.. untuk kalian perhatikan.. untuk kalian jadikan pasangan... bukan barang.. bukan pajangan...
Wahai wanita...
seandainya seluruh isi hati kami para lelaki ditumpahkan disini.. takkan cukup tiga hari tiga malam kalian membacanya.. setidaknya sadari lah satu hal... Kalian tak bisa hidup tanpa kami seperti Kami juga tak bisa hidup tanpa kalian..
Selasa, 03 Mei 2011
Senin, 21 Maret 2011
Aku Ingin Membeli Waktu Ayah
Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”
“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?” “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.
“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih.”
“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
“Iya,iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.
“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.
“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”
“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?” “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.
“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih.”
“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
“Iya,iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.
“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.
Makna Keriput Di Kening Ayah
Suatu ketika tanpa sengaja, seorang gadis kecil melihat Ayahnya tengah mengusap-usap wajahnya sendiri yg nampak mulai keriput dengan badannya yg mulai sedikit bongkok, disertai dengan suara batuk yg begitu parau.
Gadis kecil itu lalu memberanikan diri untuk bertanya,
"Ayah... kenapa wajah Ayah kian hari kian keriput dengan badan yg kian membungkuk ?"
Sang ayah yg sedang beristirahat di beranda rumahpun lalu menjawab singkat,
"Sebab Ayahmu ini laki-laki, Nduk..."
Gadis kecil itu nampak bingung dan berguman dalam sendirinya,
"Saya ndak ngerti apa yg Ayah maksud...???"
Dengan kening berkerut, ia nampak termenung dalam kebingungannya. Namun Ayahnya hanya tersenyum sambil membelai rambut anaknya itu, lalu menepuk-nepuk pundaknya, kemudian berkata,
"Anakku, memang belum saatnya kamu mengerti banyak tentang lelaki..."
Demikianlah bisik sang Ayah, yg justru malah membuatnya semakin bingung.
Karena perasaan ingin tahunya yg cukup besar, gadis kecil itu lalu menghampiri Ibunya dan bertanya,
"Ibu, kenapa wajah Ayah jadi keriput dan badannya kian hari kian membungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"
Ibunya pun menjawab,
"Anakku... jika seorang lelaki benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarganya, ya memang akan seperti itu nantinya..."
Hanya itu jawaban Ibunya. Gadis itupun semakin mengerutkan keningnya. Ia masih belum mengerti, apa maksud dari jawaban Ibunya tadi.
Haripun berganti dan waktu kian berlalu... sekarang gadis kecil itu sudah besar dan menjadi dewasa, tetapi dia tetap masih bingung juga, mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yg dulu tampan, sekarang jadi keriput dan badannya kian membungkuk?
Hingga pada suatu malam, dia bermimpi di satu tidurnya.
Dalam mimpinya itu seolah dia mendengar suara yg sangat lembut, namun jelas sekali kata-katanya, yg ternyata itu adalah suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban atas kebingungannya selama ini.
"Saat Aku menciptakan seorang lelaki... Aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga. Dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi"
"Ku ciptakan untuknya bahu yg kuat dan berotot agar mampu membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya"
"Ku berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari tetesan keringatnya sendiri yg halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walau terkadang seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya"
"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yg akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram air hujan dan dihembus angin malam. Dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi keluarganya. Dan yg selalu dia ingat adalah di saat semua anggota keluarga menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya"
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan, yg akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya, keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya"
"Ku berikan perasaan ulet dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, dalam suasana dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya.
Padahal perasaannya itu pulalah yg telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yg memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara"
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dikotak-katikkan oleh anak-anaknya"
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa istri yg baik adalah istri yg setia terhadap suaminya. Istri yg baik adalah istri yg senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yg diberikan kepada istrinya, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi serta saling menyayangi"
"Ku berikan keriput diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup dalam keluarga bahagia. Dan Ku jadikan badannya kian bongkok agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yg bertanggung-jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya"
"Ku berikan kepada lelaki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yg dimilikinya, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia dan juga di akhirat nanti"
Tersentaklah gadis itu dan terbangun dari tidurnya. Segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh, setelah itu dia hampiri peraduan ayahnya. Ia dapati sang Ayah sedang bersujud dan barulah ketika ayahnya berdiri gadis itu menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
"Ampuni anakmu ini Ayah...
Sungguh aku bisa ikut merasakan betapa berat bebanmu selama ini...."
Pesan:
Sahabatku semua... jika saat ini Ayah kalian masih bisa menemani menjalani hidup ini, jangan pernah kalian sia-siakan kesempatan untuk membuat hatinya merasa tersanjung bahagia.
Tapi bila Ayah kalian telah tiada, jangan putuskan tali silaturahmi yg telah dirintisnya, doakanlah agar Allah selalu
menjaganya dengan sebaik-baiknya, Amin."
Gadis kecil itu lalu memberanikan diri untuk bertanya,
"Ayah... kenapa wajah Ayah kian hari kian keriput dengan badan yg kian membungkuk ?"
Sang ayah yg sedang beristirahat di beranda rumahpun lalu menjawab singkat,
"Sebab Ayahmu ini laki-laki, Nduk..."
Gadis kecil itu nampak bingung dan berguman dalam sendirinya,
"Saya ndak ngerti apa yg Ayah maksud...???"
Dengan kening berkerut, ia nampak termenung dalam kebingungannya. Namun Ayahnya hanya tersenyum sambil membelai rambut anaknya itu, lalu menepuk-nepuk pundaknya, kemudian berkata,
"Anakku, memang belum saatnya kamu mengerti banyak tentang lelaki..."
Demikianlah bisik sang Ayah, yg justru malah membuatnya semakin bingung.
Karena perasaan ingin tahunya yg cukup besar, gadis kecil itu lalu menghampiri Ibunya dan bertanya,
"Ibu, kenapa wajah Ayah jadi keriput dan badannya kian hari kian membungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"
Ibunya pun menjawab,
"Anakku... jika seorang lelaki benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarganya, ya memang akan seperti itu nantinya..."
Hanya itu jawaban Ibunya. Gadis itupun semakin mengerutkan keningnya. Ia masih belum mengerti, apa maksud dari jawaban Ibunya tadi.
Haripun berganti dan waktu kian berlalu... sekarang gadis kecil itu sudah besar dan menjadi dewasa, tetapi dia tetap masih bingung juga, mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yg dulu tampan, sekarang jadi keriput dan badannya kian membungkuk?
Hingga pada suatu malam, dia bermimpi di satu tidurnya.
Dalam mimpinya itu seolah dia mendengar suara yg sangat lembut, namun jelas sekali kata-katanya, yg ternyata itu adalah suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban atas kebingungannya selama ini.
"Saat Aku menciptakan seorang lelaki... Aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga. Dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi"
"Ku ciptakan untuknya bahu yg kuat dan berotot agar mampu membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya"
"Ku berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari tetesan keringatnya sendiri yg halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walau terkadang seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya"
"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yg akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram air hujan dan dihembus angin malam. Dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi keluarganya. Dan yg selalu dia ingat adalah di saat semua anggota keluarga menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya"
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan, yg akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya, keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya"
"Ku berikan perasaan ulet dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, dalam suasana dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya.
Padahal perasaannya itu pulalah yg telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yg memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara"
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dikotak-katikkan oleh anak-anaknya"
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa istri yg baik adalah istri yg setia terhadap suaminya. Istri yg baik adalah istri yg senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yg diberikan kepada istrinya, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi serta saling menyayangi"
"Ku berikan keriput diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup dalam keluarga bahagia. Dan Ku jadikan badannya kian bongkok agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yg bertanggung-jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya"
"Ku berikan kepada lelaki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yg dimilikinya, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia dan juga di akhirat nanti"
Tersentaklah gadis itu dan terbangun dari tidurnya. Segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh, setelah itu dia hampiri peraduan ayahnya. Ia dapati sang Ayah sedang bersujud dan barulah ketika ayahnya berdiri gadis itu menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
"Ampuni anakmu ini Ayah...
Sungguh aku bisa ikut merasakan betapa berat bebanmu selama ini...."
Pesan:
Sahabatku semua... jika saat ini Ayah kalian masih bisa menemani menjalani hidup ini, jangan pernah kalian sia-siakan kesempatan untuk membuat hatinya merasa tersanjung bahagia.
Tapi bila Ayah kalian telah tiada, jangan putuskan tali silaturahmi yg telah dirintisnya, doakanlah agar Allah selalu
menjaganya dengan sebaik-baiknya, Amin."
Sabtu, 19 Maret 2011
Aku jauh, sangat jauh dari mengerti tentang ini...
kadang aku terdiam di satu titik dan berpikir "salahkah aku mencintaimu?" Tapi aku tersadar bahwa tak bisa memilih kepada siapa aku akan jatuh cinta. Tapi...
Aku sadar sepenuh jiwa dan ragaku bahwa memilikimu, bahkan untuk mendekati pun aku tak akan mampu. Meskipun keingingin untuk menjadi seseorang yg memilikimu terasa begitu menyiksa jiwa, keinginan untuk jadi orang yang bisa kau andalkan, keinginan untuk jadi sosok yang kehadirannya kau rindukan.
apakah kau tahu bahwa untuk berharap pun aku tak berani ? Berharap suatu saat kau akan menggenggam jemariku dan tersenyum kepadaku. Sebuah harapan.. Bukan, itu adalah sebuah impian...
Kau tentu telah tau betapa aku mengagumimu dan menyanyangimu.. Tapi sadarkah kau, bahwa aku tak pernah menyatakannya langsung ? aku tak berani... Karena tak ada hal yang bisa kuperbuat untuk membuktikannya..
Aku sadar. Bahwa aku adalah seorang sahabat bagimu. Ingin aku merasa cukup dengan itu. Tapi bisa kah kau mengerti tentang rasa rindu yang dalam padamu yang menghantuiku di setiap gelap datang ?
Ingin rasanya aku menjadi orang yang mampu membuatmu tersenyum, orang yang kau harapkan untu menghapus air matamu, jadi orang yang bisa menghilangkan amarahmu, menjadi air untuk menenangkan apimu...
Kenapa ? Pertanyaan itu terus datang. Kenapa perasaan ini ada padaku? Rasanya telah lama sekali aku terperangkap di sini. Meskipun kadang menghilang di tengah penuhnya pikiran, bayangmu akan kembali datang ketika sunyi menghampiri... Dan pertanyaan itu muncul "apa kabarnya dia? Bahagiakah dia dengan pangerannya?"
Aku tahu dan mengerti bahwa perasaan ini tak berguna untukmu dan hanya membebanimu.. Tapi mengertikah kau kalau perasaan ini juga membebaniku ? Bahkan jauh lebih berat. Taukah kau beban mencintaimu ? Mencintaimu yang tak bisa dimiliki, mencintaimu yang tak bisa didekati, mencintaimu yang ada di kelas yang berbeda?
Aku jauh, sangat jauh dari mengerti tentang ini...
Aku sadar sepenuh jiwa dan ragaku bahwa memilikimu, bahkan untuk mendekati pun aku tak akan mampu. Meskipun keingingin untuk menjadi seseorang yg memilikimu terasa begitu menyiksa jiwa, keinginan untuk jadi orang yang bisa kau andalkan, keinginan untuk jadi sosok yang kehadirannya kau rindukan.
apakah kau tahu bahwa untuk berharap pun aku tak berani ? Berharap suatu saat kau akan menggenggam jemariku dan tersenyum kepadaku. Sebuah harapan.. Bukan, itu adalah sebuah impian...
Kau tentu telah tau betapa aku mengagumimu dan menyanyangimu.. Tapi sadarkah kau, bahwa aku tak pernah menyatakannya langsung ? aku tak berani... Karena tak ada hal yang bisa kuperbuat untuk membuktikannya..
Aku sadar. Bahwa aku adalah seorang sahabat bagimu. Ingin aku merasa cukup dengan itu. Tapi bisa kah kau mengerti tentang rasa rindu yang dalam padamu yang menghantuiku di setiap gelap datang ?
Ingin rasanya aku menjadi orang yang mampu membuatmu tersenyum, orang yang kau harapkan untu menghapus air matamu, jadi orang yang bisa menghilangkan amarahmu, menjadi air untuk menenangkan apimu...
Kenapa ? Pertanyaan itu terus datang. Kenapa perasaan ini ada padaku? Rasanya telah lama sekali aku terperangkap di sini. Meskipun kadang menghilang di tengah penuhnya pikiran, bayangmu akan kembali datang ketika sunyi menghampiri... Dan pertanyaan itu muncul "apa kabarnya dia? Bahagiakah dia dengan pangerannya?"
Aku tahu dan mengerti bahwa perasaan ini tak berguna untukmu dan hanya membebanimu.. Tapi mengertikah kau kalau perasaan ini juga membebaniku ? Bahkan jauh lebih berat. Taukah kau beban mencintaimu ? Mencintaimu yang tak bisa dimiliki, mencintaimu yang tak bisa didekati, mencintaimu yang ada di kelas yang berbeda?
Aku jauh, sangat jauh dari mengerti tentang ini...
Jumat, 11 Maret 2011
Ciri-Ciri Orang Yang Sangat Mencintai Kamu
1. Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa, ia mencintaimu. Dia hanya tahu, dimata dia, kamulah satu satunya…
2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah, gila, jengkel, stress. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu…
3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu…
4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu...
5. Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untuk kamu…
6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya...
7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya…
8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini…
9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata "I LOVE YOU" pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu
10. Seseorang yang benar - benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia dan tersenyum…
11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : “Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari?” Dengan hatinya yang tulus…
12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar - benar bekerja dan berguna.
13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda - benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan 'I LOVE YOU' ada didalam dompetnya...
14. Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata - kata manis. Tapi kamu tahu, 'kecupannya' sudah menyalurkan semua...
15. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu...
16. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri…
17. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain…
2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah, gila, jengkel, stress. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu…
3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu…
4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu...
5. Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untuk kamu…
6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya...
7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya…
8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini…
9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata "I LOVE YOU" pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu
10. Seseorang yang benar - benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia dan tersenyum…
11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : “Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari?” Dengan hatinya yang tulus…
12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar - benar bekerja dan berguna.
13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda - benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan 'I LOVE YOU' ada didalam dompetnya...
14. Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata - kata manis. Tapi kamu tahu, 'kecupannya' sudah menyalurkan semua...
15. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu...
16. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri…
17. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain…
Rabu, 16 Februari 2011
Terima Kasih Ayah dan Ibu
Suatu hari ada seorang anak dari keluarga yang biasa-biasa saja. akan tetapi orang tua dari si anak tersebut termasuk tipe orang tua yang keras pada anaknya. oleh karena itu tidak jarang si anak dimarahi oleh orang tuanya jika si anak melakukan suatu kesalahan.
karena tidak tahan dengan omelan dan ceramah dari orang tuanya yang sudah sanget sering ia rasakan, maka sang anak tersebut mengambil inisiatif untuk kabur dari rumah.
satu dua hari pun berlalu. kini sang anak sudah kehabisan duit dan sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, termasuk sesuatu untuk dimakan. kini yang dimilikinya hanyalah sepasang baju dan celana yang dpakainya saat ini. dan bisa ditebak akhirnya sang anak pun jatuh pingsan karena tidak kuat menahan lapar.
beruntunglah ada seorang dermawan yang menolong anak tersebut dan membawa anak itu kerumahnya. saat anak itu sadar, sang dermawan bertanya kepada anak itu mengapa ia bisa pingsan di tengah jalan. lalu anak tersebut menceritakan bahwa ia kabur karena tidak tahan dengan omelan orang tuanya. sang dermawan itu pun hanya bisa tersenyum ketika mendengar jawaban sang anak.
setelah itu sang dermawan pun memberikan sepiring nasi dan ikan sebagai lauknya. karena memang lapar anak tersebut pun langsung menyantap habis makanan itu dalam hitungan menit. setelah makan anak itu pun sangat berterimakasih kepada sang dermawan. setelah mendengar ucapan terimakasih dari si anak, sang dermawan berkata "kamu tidak perlu berterimakasih padaku. saya hanya memberimu sepiring nasi dan ikan sebagai lauknya. tapi bagaimana dengan orang tuamu?? bukan hanya sepiring nasi dan 1 ekor ikan. mungkin mereka telah memberikanmu lebih dari seribu piring nasi dengan ratusan macam lauk yang telah kau makan sampai detik ini. tapi apakah kau pernah mengucapkan terimakasih atas apa yang kau makan kepada mereka??"
mendengar ucapan sang dermawan, si anak pun terdiam. dan dalam beberapa detik air matanya mulai keluar perlahan membasahi pipinya. sang anak tersadar bahwa yang dilakukannya adalah salah. dia menganggap orang tuanya membencinya karena sering memarahinya. setelah itu dia pun meminta izin pamit pulang kepada sang dermawan dan ketika sampai rumah dia pun langsung meminta maaf atas perbuatan bodoh yang telah ia lakukan
karena tidak tahan dengan omelan dan ceramah dari orang tuanya yang sudah sanget sering ia rasakan, maka sang anak tersebut mengambil inisiatif untuk kabur dari rumah.
satu dua hari pun berlalu. kini sang anak sudah kehabisan duit dan sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, termasuk sesuatu untuk dimakan. kini yang dimilikinya hanyalah sepasang baju dan celana yang dpakainya saat ini. dan bisa ditebak akhirnya sang anak pun jatuh pingsan karena tidak kuat menahan lapar.
beruntunglah ada seorang dermawan yang menolong anak tersebut dan membawa anak itu kerumahnya. saat anak itu sadar, sang dermawan bertanya kepada anak itu mengapa ia bisa pingsan di tengah jalan. lalu anak tersebut menceritakan bahwa ia kabur karena tidak tahan dengan omelan orang tuanya. sang dermawan itu pun hanya bisa tersenyum ketika mendengar jawaban sang anak.
setelah itu sang dermawan pun memberikan sepiring nasi dan ikan sebagai lauknya. karena memang lapar anak tersebut pun langsung menyantap habis makanan itu dalam hitungan menit. setelah makan anak itu pun sangat berterimakasih kepada sang dermawan. setelah mendengar ucapan terimakasih dari si anak, sang dermawan berkata "kamu tidak perlu berterimakasih padaku. saya hanya memberimu sepiring nasi dan ikan sebagai lauknya. tapi bagaimana dengan orang tuamu?? bukan hanya sepiring nasi dan 1 ekor ikan. mungkin mereka telah memberikanmu lebih dari seribu piring nasi dengan ratusan macam lauk yang telah kau makan sampai detik ini. tapi apakah kau pernah mengucapkan terimakasih atas apa yang kau makan kepada mereka??"
mendengar ucapan sang dermawan, si anak pun terdiam. dan dalam beberapa detik air matanya mulai keluar perlahan membasahi pipinya. sang anak tersadar bahwa yang dilakukannya adalah salah. dia menganggap orang tuanya membencinya karena sering memarahinya. setelah itu dia pun meminta izin pamit pulang kepada sang dermawan dan ketika sampai rumah dia pun langsung meminta maaf atas perbuatan bodoh yang telah ia lakukan
Minggu, 30 Januari 2011
WISH I DIE
dari judulnya aja seems so desperately haha
iya, emang.
kadang saya ngarep juga ada mobil nabrak motor saya, daaash!
dan semuanya selesai!
iya. ga ada namanya mikirin mau gimana besok
ga ngerasain gimana rasanya dibohongin orang terdekat
dicampakkan
dibuang
terusir
atau.. tak berguna
gak akan bangun tidur dengan badan penuh keringat dingin, penuh sama mimpi buruk
gak akan aku teriak dalam hening lagi.
daash!
ga akan ngerasain disalahin atas apa yang ga pernah dilakuin,
atau sayang sama orang yang ga sayang sama kita
atau ,
apa lagi?
kecewa tak berarah
rasa benci yang amat sangat pada diri sendiri.
sekali lagi, aku berharap.
daash! lalu hilang
gak akan ada lagi ngerasa sendiri di keramaian.
Tuhan, aku ga mau berharap kayak gini…
tapi aku capek.
capek tuhan
cuma kau yang tau. bagaimana..
rasanya begini
Langganan:
Postingan (Atom)